Terhampar sawah di depan mata
dengan padi-padi yang masih ranum
Dedaunannya mengkilat diguyur mentari pagi
Inilah waktu yang tepat, pikirku
Kunikmati kopi, kunyalakan rokok
dan kuhirup udara pagi
Inilah kebebasan yang nyata, batinku
Kebebasan yang aku lihat pada burung Sriti
Terbang bergelayutan di atas hamparan padi
Entah mencari serangga, menyambar genangan air
atau sekadar menyesap angin pagi
Beda nasib dengan Kuda Hitam Kelam
yang dipancang di pojok Kampung itu
Ia diperas untuk bekerja saban hari
Melayani para penumpang bersafari
Kuda Hitam Kelam, cukup dihadiahi
dedak dan cacahan rumput
dan ransum sesekali
Sudah membuatnya bungah
dan patuh pada majikan
Kita tentu bukan Kuda Hitam Kelam itu
Kita ingin bebas seperti Sriti
Kebebasan yang juga dikehendaki Adam Smith
dalam angan pasar bebas dan The Invisible Hand-nya
Namun, kebebasan itu tak kunjung tiba
Ia akan selalu dikekang
oleh The Visible Hand
Tangan-tangan kuasa
Hasil persekongkolan konglomerasi dan birokrasi
Dosen Ekonomi Syariah UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan